top of page

Hutan Nusantara

Writer's picture: yayasan ananta cakrawala kuncarayayasan ananta cakrawala kuncara

Updated: Sep 15, 2024

Sejauh yang tertemui sejak 2013

Baik di Kalimantan, Jambi, hingga Papua

Ada tiga hal yang selalu sama membentuk kisah dengan pelbagai twist-nya


1. Polemik manusianya

2. Histori agrarianya

3. Bahaya bencana alamnya kala mala kelola



Polemik manusianya selalu multidimensi, tapi jika dirunutkan akan cenderung berhulu pada kesepakatan transaksi hak kelola yang dari awal timpang.

Seringkali ketimpangan-ketimpangan tersebut sengaja dirasionalisasi dan hanya diperlambat potensi konfliknya lewat moratorium-moratorium.


Hal di atas menjadi semakin rumit kala tidak tersedia dokumentasi histori terkait agrarianya.

Terkait sikap negara ada anekdot demikian, "Yang ada saja sering dihilangkan, apalagi untuk mencari yang tidak ada".

Negara tidak mengakomodir dokumentasi tutur, bahkan pada praktiknya hukum positif kerap dipaksakan.

Mekanisme perlindungan dan penghormatan pada hak masyarakat asli pemilik jauh dari adil.

Relasi negara dengan mereka selalu samar.


Masyarakat setempat yang sudah hidup turun temurun sebagai pewaris hutan moyang merasa berhak dapat penghidupan dari tanah dengan hukum adat & kebiasaannya tanpa perlu diganggu lembaga apapun, meski itu negara.

Karena realitanya ada juga bagian masyarakat yang tidak merasa punya sangkut paut dengan proklamasi 1945.


Negara via aparatnya terdaulat mendelegasikan kelola alam karena diamanatkan oleh UU hukum positif, baik melalui mekanisme konsesi ataupun transmigrasi.

Khusus untuk konsesi perkebunan atau HTI sebenarnya diprioritaskan pada hutan yang memang tidak produktif.

Namun pada praktiknya status hutan


, prioritas pentingnya histori agraria serta implikasinya pada hak masyarakat adat setempat tersamarkan dengan rapi.


Sejauh yang saya tahu, sudut pandang prioritas pemilik modal tetap melihat hutan sebagai obyek bernilai ekonomi tinggi, sehingga kerap dengan ragam daya mengupayakan izin hukum positif negara & izin sosial masyarakat.


Serta tak ketinggalan orang luar dengan bermacam solusi penambah seru cerita

Entah itu lembaga nirlaba, tim proyek, hingga pemberita agama yang kerap kali merasa mengerti masalah yang terjadi dan solusi yang perlu.

Termasuk saya.


Di tengah polemiknya selalu terbarengi bayang bencana kebakaran ataupun banjir akibat perambahan serta rudapaksa alih fungsi lahan yang tak peduli isu plasma nutfah.



Entah pemerintah, masyarakat, ataupun pemodal yang berdaulat atas hutan pada dasarnya semua brpotensi untuk mala kelola.

Tapi memang tetap tidak mengubah realita saat ini bahwa masyarakat pewaris hutan belum jadi pihak yang merasakan manfaat sebesar-besar pembukaan hutan


Jika dikulik, takkan habis dalam sehari

Tapi yang pasti hingga hari ini hutan-hutan nusantara jauh dari cerita inovasi dan restorasi yang berarti


Semoga bukan anak cucu yang justru wariskan hutan sehat untuk kita



0 views0 comments

Recent Posts

See All
Bad Worker

Bad Worker

Comentarios


bottom of page