Bayi hadir sebagai buah cinta Suami dan Istri
Ada yang dipercayakan langsung
Ada yang via adopsi
![](https://static.wixstatic.com/media/f7be76_3e0b77853812404ea8591bc37779b2d8~mv2.jpg/v1/fill/w_980,h_1306,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/f7be76_3e0b77853812404ea8591bc37779b2d8~mv2.jpg)
Dalam 3 tahun pernikahan kami
Tiga kali istri mengandung
Bayi pertama ektopik dan bayi ketiga kuretase
Ketiga kehamilan diwarnai letupan friksi yang menguatkan cinta kami
Tapi perlu dipahami bahwa tidak selalu semua berjalan manis
Kadang kehadiran si kecil bisa jadi pemicu redup gairah sebagai pasutri
Bersyukurlah yang tidak demikian
Tapi mulanya saya alami
Dinamika saling menyelami karakter masing-masing
Perbedaan kultur Jawa dan Tionghoa
Keajaiban mertua pekarir
Segala reribetan kehadiran bayi
Ditambah bumbu drama pekerjaan yang terbawa pulang
Membuat rasa hambar mulai muncul dalam pernikahan
Dan masalah terbesarnya adalah
Ketika salah satu ataupun keduanya tidak merasa ada masalah
Dampaknya pun domino
Percakapan mulai tak hangat
Salah paham meningkat
Ranjang mulai anyep
Keduanya lebih emosional
Hingga kadang berakhir dengan pertengkaran lucu
Kamipun butuh
Beberapa kali pelukan peraduan setelah pertengkaran
Bebarapa kali bisikan lembut di atas ranjang
Kejujuran masing-masing akan kebutuhan cinta dan gairah seperti masa pacaran
Dan yang saya alami
Sulit untuk gemati momong bayi
Ketika cinta dan gairah antara ayah serta ibunya tidak digemati
Pasangan tetap yang pertama untuk dicintai
Bayipun akan menerima refleksinya
Comments